Flavonoid adalah kelompok senyawa polifenol yang ada di mana-mana yang dicirikan oleh inti flavan dan mewakili salah satu kelas senyawa yang paling umum dalam buah maupun sayuran. Flavonoid adalah antioksidan penting, dan meningkatkan beberapa efek kesehatan. Selain dari aktivitas antioksidan, molekul-molekul ini memberikan efek menguntungkan sebagai anti-virus, anti-kanker, anti inflamasi, anti hepatotoksik, anti tumor, anti mikrobial, anti viral dan anti alergi.
Kebanyakan flavonoid merupakan senyawa yang bertanggung jawab dalam memberikan warna menarik pada bunga, buah-buahan dan daun. Senyawa-senyawa flavonoid merupakan zat pemberi warna kuning, merah, biru dan ungu pada tanaman. Warna pada bunga bermanfaat untuk menarik serangga atau hewan lain sehingga membantu terjadinya polinasi atau penyerbukan. Keberadaan flavonoid di daun juga diduga memberikan efek proteksi terhadap jamur maupun terhadap paparan sinar UV-B. Selain itu, flavonoid juga terlibat dalam proses fotosintesis, morfogenesis dan penetuan kelamin tanaman.
Hampir semua buah-buahan, sayuran, dan herbal mengandung flavonoid dalam jumlah tertentu. Mereka juga dapat ditemukan di sumber makanan lain termasuk kacang kering, biji-bijian, anggur merah dan teh hijau dan hitam. Aturan umum adalah bahwa semakin banyak warna makanan, semakin kaya akan flavonoid. Beberapa jenis teh juga kaya akan flavonoid dan konsumsinya diperkirakan menurunkan kadar trigliserida dan kolesterol dalam darah. Flavonoid atau isoflavon kedelai juga menurunkan kolesterol, serta melindungi dari osteoporosis dan mengurangi gejala menopause. Asupan harian flavonoid makanan biasanya berkisar antara 50 hingga 500 mg, yang berarti kontribusi terhadap aktivitas antioksidan sangat bervariasi antar individu.
Satu flavonoid yang disebut quercetin dapat membantu mengurangi eksim, sinusitis, asma, dan demam. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa asupan flavonoid berbanding terbalik dengan penyakit jantung, dengan molekul-molekul ini menghambat oksidasi lipoprotein densitas rendah dan karenanya mengurangi risiko berkembangnya aterosklerosis.
Beberapa tumbuhan berikut yang kaya akan flavonoid :
Rosella (Hibiscus sabdariffa)
Ekstrak rosella dipercaya baik untuk mengobati kolesterol tinggi, hipertensi, dan diabetes tipe 2. Akan tetapi, penggunaan herbal ini sebagai pengobatan masih perlu diteliti lebih lanjut karena belum terdapat studi yang memadai pada manusia untuk menilai keamanan, dosis efektif, dan efek sampingnya bagi kesehatan.
Apel (Malus sylvestris)
Di dalam buah apel terkandung flavonoid yang bernama quercetin. Kandungan senyawa ini memungkinkan Anda untuk tidak sering berkunjung ke dokter untuk berobat. Quercetin tersebut dikatakan dapat mencegah serangan jantung, mencegah katarak, mengendalikan asma, dan mempercepat penyembuhan kenaikan asam lambung Anda. Namun penelitian ini masih terbatas pada hewan. Efek senyawa quercetin terhadap kesehatan jantung pada manusia belum diteliti dan masih memerlukan studi lebih lanjut.
Anggur Merah (Vitis labrusca)
Minuman anggur merah atau red wine ini rupanya kaya akan kandungan flavonoid yang dapat menurunkan risiko penyakit jantung. Jika memang Anda bukanlah seorang peminum, Anda dapat memperoleh manfaat ini dengan meminum jus anggur yang berwarna ungu. Kandungan flavonoid ini terdapat pada zat warna kulit anggur merah.
Tomat Merah (Lycopersicum esculentum)
Tomat dianggap sebagai buah yang mengandung kadar lycopene yang tinggi. buah ini diketahui dapat membantu melawan kanker prostat, kanker kerongkongan dan kanker usus besar. Lycopene banyak ditemukan dalam produk tomat yang dimasak seperti sup, rebusan dan saus tomat.
Goji Berry (Lycium barbarum)
Goji berry merupakan buah asal Cina yang telah lama dikenal sebagai superfood. Buah ini kaya vitamin C, asam amino, lemak omega 6, mineral, dan vitamin E. Goji berry juga bersifat antiinfeksi karena berfungsi sebagai antibakteri dan antiinfeksi. Dalam dunia kecantikan, goji berry digunakan sebagai antikeriput oleh wanita-wanita di Cina. Buah tersebut berasa manis dan bisa dikonsumsi langsung, dibuat jus atau teh herbal.
Blueberry (Vaccinium spp)
Kandungan antioksidannya yang tinggi dapat melindungi pembuluh darah dan otak dari penyakit Alzhemeir. Buah blueberry juga mengandung senyawa bernama D-mannose yang dapat membantu pencegahan infeksi saluran kencing.
Bilberry (Vaccinium myrtillus)
Buah yang tampilannya hampir mirip dengan blueberry ini juga kaya akan senyawa flavonoid. Kandungan flavonoid dalam bilberry dapat membantu memperkuat dinding pembuluh darah dan mencengah kelainan mata. Selain itu, Anda juga dapat menemukan flavonoid dalam buah ceri dan blackberry.
Stroberi (Fragaria virginiana)
Stroberi merupakan sumber folat, potasium, dan vitamin C. Vitamin C adalah pembangkit tenaga. Antioksidan yang dimiliki meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh dan menurunkan kolesterol jahat Anda. Sekitar 1 porsi stroberi mengandung lebih banyak vitamin C daripada jeruk.
Cranberries (Vaccinium oxycoccos)
Buah ini dapat membantu mencegah ISK (Infeksi Saluran Kemih) dengan menghentikan bakteri yang menempel ke dinding saluran kemih. Ini juga dapat memberikan perlindungan terhadap H pylori, bakteri menempel ke dinding lambung dan menyebabkan sakit maag. Hal ini dimungkinkan karena adanya antioksidan kuat yang disebut proanthocyanidin yang ditemukan dalam cranberry.
Ceri (Muntingia calabura L.)
Warna merah tua dari ceri kaya akan kandungan nutrisi. Anthocyanin dalam ceri memberi warna merah gelap pada ceri. Anthocyanin ini melindungi tubuh Anda dari kerusakan radikal bebas dan racun lingkungan yang mempercepat proses penuaan Anda dan juga menyebabkan kematian dan kerusakan sel.
Raspberry (Rubus pinnatus)
Raspberry kaya serat yang membantu menurunkan tingkat low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat. Raspberry juga memiliki jumlah zinc, niacin, potassium dan berbagai phytochemical polifenol yang lignan, tanin, asam fenolik dan flavonoid.
Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.)
Kacang merah sering diolah menjadi aneka masakan lezat, seperti sup, tumis, hingga es kacang merah. Kacang merah kaya akan vitamin K, protein, serat, asam folat, dan magnesium. Serat yang tinggi bisa membantu pencernaan dan mengontrol gula darah. Sementara asam dan magnesium bisa membantu menurunkan kadar kolesterol.
Dark Chocolate (Theobroma cacao L.)
Cokelat metupakan makanan populer yang menjadi salah satu favorit orang-orang diberbagai penjuru dunia. Cokelat hitam atau dark chocolate adalah salah satu olahan cokelat yang kaya akan manfaat. Cokelat hitam mengandung flavonoid yang cukup tinggi yang mampu melindungi tubuh dari radikal bebas. Selain itu kandungan flavanol juga menurunkan risiko penggumpalan trombosit sehingga melancarkan alisan darah ke otak dan jantung.
Pecan (Carya illinoinensis)
Pecan nut biasa disebut kacang pecan atau biji pecan merupakan biji dari pohon yang berasal dari Amerika. Selain kaya antioksidan kacang pecan merupakan sumber protein dan lemak nabati. Pecan memiliki kandungan polifenol yang lebih tinggi dari kacang almond, mete, dan pistaschio. Selain mencegah penuaan, kandungan polifenol tersebut juga mampu mengurangi risiko penyakit jantung. Biji pecan berwarna cokelat dengan tekstur keriting dan rasa yang sangat gurih. Di Amerika, kacang ini sering dijadikan toping pie da nisi ayam kalkun.
Teh Hijau (Camellia sinensis)
Bahan makanan yang menjadi rasa favorit untuk berbagai hidangan penutup ini juga mengandung senyawa flavonoid. Kandungan senyawa utama yang ada di teh hijau adalah polyphenol, antioksidan pencegah inflamasi dan kanker. Berbagai penelitian juga sudah membahas bahwa kandungan dalam teh hijau seperti kafein, theanine, dan catechin dapat membantu peningkatan sistem metabolisme tubuh.
Sirsak (Annona muricata L.)
Buah yang banyak tumbuh di daerah tropis ini mengandung antioksidan seperti fenol (sejenis flavonoid), potasium, vitamin C, E. Kandungan ini dikatakan berkhasiat untuk mengobati beberapa penyakit seperti kanker dan hipertensi. Antioksidan pada sirsak juga dapat membantu mengurangi radikal bebas. Meskipun dianggap baik, masih diperlukan studi lebih lanjut untuk memastikan efek pengobatan, dosis efektif, dan efek samping penggunaan suplemen ini pada manusia.
Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi)
Buah yang bernama latin Averrhoa Bilimbi ini tinggi Vitamin C, asam oksalat, tannin, asam amino, dan antioksidan seperti flavonoid. Tanaman tradisional ini dipercaya bermanfaat untuk mengobati hipertensi, kolesterol tinggi, kanker, dan diabetes. Namun efek ini masih terbatas pada penelitian pada hewan. Maka dari itu, perlu studi lebih lanjut untuk menentukan dosis efektif dan efek samping penggunaannya pada manusia. Selain itu, buah ini mengandung banyak asam oksalat yang jika dikonsumsi secara berlebihan dapat memperberat kondisi gagal ginjal akut.
Kacang Kedelai (Glycine max (L.))
Salah satu sumber flavonoid yang tinggi terdapat pada kacang kedelai. Beberapa penelitian terakhir menyatakan bahwa kacang kedelai diduga memiliki manfaat dalam mencegah kanker payudara, membantu mengurangi kadar gula darah pada diabetes, mengurangi kolesterol, dan membantu mengurangi gejala menopause. Namun fakta ini masih perlu diteliti lebih lanjut.
Bayam (Spinacia oleracea L.)
Dalam bayam Anda dapat menemukan kandungan flavonoid, yaitu sebuah phytonutrisi yang memiliki sifat anti-kanker. Kandungan flavonoid pada bayam dapat menurunkan risiko kanker sebesar 34% terutama pada kanker payudara dan kanker rahim. Selain pada bayam, Anda juga dapat menemukan kandungan flavanoid pada brokoli, bawang bombai, dan paprika.
Cilantro (Coriandrum sativum)
Sekilas cilantro mirip dengan daun seledri tetapi keduanya berbeda. Dalam bahasa Indonesia, Cilantro dikenal sebagai daun ketumbar. Daun ketumbar banyak mengandung vitamin K yang mampu melancarkan peredaran darah. Satu genggam daun ketumbar mengandung kurang lebih 12,5 mg vitamin K. Selain itu, daun ketumbar juga mengandung vitamin A dan B9 yang bermanfaat untuk kesehatan mata, kulit, dan sel-sel di dalam tubuh.
Cara terbaik untuk memastikan asupan flavonoid yang baik adalah dengan mengonsumsi banyak buah dan sayuran segar setiap hari. Para ahli menyarankan makan lima porsi sayuran dan empat buah.
Obat-obatan tertentu berinteraksi dengan flavonoid. Penelitian telah menunjukkan bahwa enzim sitokrom P450, yang terlibat dalam metabolisme obat, dihambat oleh flavonoid. Pengangkut eflux yang disebut P-glikoprotein, yang mengurangi penyerapan obat-obatan tertentu, juga terpengaruh. Flavonoid juga terbukti berinteraksi dengan nutrisi tertentu. Mereka dapat mengikat zat besi nonheme, sehingga mengurangi penyerapannya di usus. Beberapa flavonoid juga menghambat penyerapan vitamin C seluler dan beberapa ahli menyarankan untuk menghindari makanan atau minuman yang kaya flavonoid saat mengonsumsi vitamin C.
Permasalahan :
1. Flavonoid adalah antioksidan penting yang dapat meningkatkan beberapa efek kesehatan. Selain dari aktivitas antioksidan, molekul-molekul ini memberikan efek menguntungkan sebagai anti-virus, anti-kanker, anti inflamasi dan anti alergi. Antioksidan itu sendiri bekerja menangkal radikal bebas dalam tubuh. Cara terbaik untuk memastikan asupan flavonoid yang baik adalah dengan mengonsumsi banyak buah dan sayuran segar setiap hari. Tetapi dalam dunia industri makanan, dapat kita temukan makanan kalengan manisan atau buah-buahan yang telah diolah dengan proses pemanasan. Bagaimana kandungan senyawa flavonoid tersebut ketika telah diolah dengan suhu yang tinggi serta bagaimana fungsinya sebagai antioksidan ?
2. Dengan mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan setiap harinya agar memperoleh asupan flavonoid yang baik. Para ahli menyarankan makan lima porsi sayuran dan empat buah-buahan. Tetapi dengan kita mengkonsumsi buah-buahan terlalu banyak, maka kandungan fruktosa di dalam tubuh kita juga akan meningkat, sehingga dapat meningkatkan kadar gula dalam darah, serta dapat menimbulkan efek buruk berupa diabetes. Bagaimana agar tubuh kita setiap harinya dapat memperoleh asupan flavonoid yang baik ?
3. Buah-buahan yang mengandung flavonoid sering dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan perawatan terutama pada masker wajah. Sehingga flavonoid ini semakin populer sebagai bahan kosmetik yang dapat meningkatkan penampilan kulit manusia. Bagaimana aktivitas peranan senyawa flavonoid tersebut terhadap kulit manusia ?